Sign by Dealighted - Coupons & Discount Shopping

spirit of bali culture and tradition

about balinese, ideology, religion, religious, holy book, weda, lontar, usada, emotions, healthy, hindu, culture, traditions, hinduism, balism, knowledge, science in bali

Name:
Location: Gianyar, Bali, Indonesia

Private Teacher Healer practice Reiki, Prana Shakti, Q-Rak, Shamballa LDH

Friday, November 9, 2007

Peranan masing - masing Warna (Kasta) di Bali

Warna atau yang sering disebut kasta di Bali, memiliki peran dalam roda kehidupan. diantaranya:

A. Brahmana

Brahmana (brh artinya tumbuh), berfungsi untuk menumbuhkan daya cipta rohani umat manusia untuk mencapai katentrama hidup lahir batin. Brahmana juga berate Pendeta, yang merupakan pemimpin agama yang menuntun umat Hindu mencapai ketenangan dan memimpin umat dalam melakukan upacara agamanya. Oleh karena tugasnya itu seorang Brahmana wajib untuk mepelajari dan memelihara Weda, dan tidak melakukan pekerjaan duniawi.
Penjelasan tentang Brahmana ada pada Slokantara sloka I yang berbunyi “…..tidak ada manusia yang melebihi Brahmana, Brahmana arti (tepatnya) ialah orang yang telah menguasai segala ajaran-ajaran Brahmacari ……….. Brahmana ialah beliau yang mempunyai kebijaksanaan yang lebih tinggi melebihi (pengetahuan) manusia umumnya……” selanjutnya Mahabharata III. CLXXX, 21, 25 dan 26 menguraikan sifat-sifat dan tanda-tanda Brahmana dan hal itu tidak turun menurun. Bunyinya “…….jujur, dermawan, suka mengampuni, bersifat baik, sopan, suka melakukan pantangan agama dan pemurah dialah yang hendaknya dipandang Brahmana…..”. “……bila sifat-sifat ini ada pada Sudra dan tidak ada pada Brahmana, Sudra itu bukan Sudra dan Brahmana itu bukan Brahmana”. “Pada siapa tanda ini terdapat, hai ular, dialah yang harus dipandang Brahmana, pada siapa tanda ini tidak terdapat, hai ular, dia harus dipandang sebagai Sudra”. Dalam Manawa Dharmasastra, X, 65 menjelaskan sifat Warna Brahmana itu tidak ditijau dari keturunan. Sloka tersebut berbunyi “seorang Sudra menjadi Brahmana dan Brahmana menjadi Sudra (Karena sifat dan kewajiban), ketahuilah sama halnya dengan kelahiran Ksatria dan Waisya”.

B. Ksatria

Ksatria dalam bahasa sansekerta artinya suatu susunan pemerintahan, atau juga berarti pemerintah, prajurit, daerah, keunggulan, kekuasaan dan kekuatan.
Sifat-sifat Ksatria , Bhagavadgita XVIII, 43, menguraikan sebagai berikut “Berani, pekasa, teguh iman , cekatan dan tak mundur dalam peperangan, dermawan dan berbakat memimpin adalah karma (kewajiban) Ksatria”. Dalam Manawa Dharmasastra I, 89, menguraikan tentang kewajiban Ksatria. Bunyinya “ Para Ksatria diperintahkan untuk melindungi rakyat, memberikan hadiah-hadiah, melakukan upacara kurban, mempelajari Weda dan mengekang diri dari ikatan-ikatan pemuas nafsu”. Dalam lontar Brahmokya Widhisastra lembaran 6a, menyebutkan larangan dan sanksi-sanksi Warna Ksatria, bunyinya “…. Apabila ada Ksatria berbuat tidak benar………. Diluar sifat Ksatria…… mereka akan menjadi Sudra……”

C. Waisya

Waisya (vic) dalam bahasa sansekerta berarti bermukim diatas tanah tertentu. Dari kata tersebut, kemudian berkembang artinya menjadi golongan pekerja atau seseorang yang mengusahakan pertaniaan.
Dalam Bhagavadgita XVIII, 44, menguraikan kewajiban Waisya, bunyinya “…Bercocok tanam, berternak sapi dan berdagang adalah karma (kewajiban) Waisya menurut bakatnya….”. selain itu dalam Manawa Dharmasastra I, 90, disebutkan pula “Para waisya ditugaskan untuk memelihara ternak, memberikan hadiah, melakukan upacara korban, mempelajari Weda, meminjamkan uang dan bertani”. Jadi singkatnya fungsi waisya adalah dalam bidang ekonomi.

D. Sudra

Sudra artinya pengbdi yang utama.

Peranan dan fungsi Warna Sudra diuraikan pada Sarasamuccaya, 60, bunyinya “…….prilahu Sudra, setia mengabdi kepada Brahmana, Ksatria dan Waisya sebagaimana mestinya, apabila puaslah ketiga golongan yang dilayani olehnya, maka terhapuslah dosanya dan berhasil segalanya”. Dalam Bhagavadgita disebutkan bahwa “…meladeni (menjual tenaga) adalah kewajiban Sudra menurut bakatnya”.
Warna Sudra bukanlah berarti paling buruk dan jelek. Bhagavata Purana, VII, XI, 24, menunjukan cirri-ciri Warna Sudra sebagai mahkluk Tuhan yang utama. Bunyinya “… kerendahan hati, kesucian, bhakti kepada atasan dengan tulus, ikhlas beryadnya tanpa mantra, tidak mempunyai kecenderungan untuk mencuri, jujur dan menjaga sapi sang Vipra (brahmana) inilah cirri-ciri yang dimiliki oleh Sudra”.

Keempat Warna itu akan dapat saling isi mengisi antara satu dengan yang lainnya. Pengelompokan masyarakat ke dalam empat warna itu akan menumbuhkan hubungan social yang saling membutuhkan. Keretakan diantara profesi itu akan dapat merugikan semua pihak.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home